Kijang Air

Nama Umum: Waterbuck

Nama Ilmiah: Kobus ellipsiprymnus

Dalam artikel ini, kita akan menyelami kehidupan Waterbuck, yang lebih dikenal sebagai Kijang Air, atau secara ilmiah, Kobus ellipsiprymnus. Kami akan mengeksplorasi habitat dan perilaku mereka yang memukau. Temukan lebih lanjut dengan membaca artikel ini secara lengkap.

Ekosistem, Habitat, dan Makanan Waterbuck

The Waterbuck, a beautiful species also known as Kijang Air in Bahasa Indonesia.
Through elelur.com’s lens: The beauty of wildlife.

Waterbuck atau kijang air adalah hewan herbivora yang dapat ditemukan di berbagai wilayah Sub-Sahara Afrika. Habitat utama yang digunakan oleh waterbuck adalah wilayah-wilayah yang kaya akan sumber air, seperti danau, sungai, dan rawa-rawa. Karena itulah, mereka juga sering disebut sebagai kijang air karena kecenderungan mereka untuk tinggal dekat dengan air.

Selain di lingkungan air, waterbuck juga dapat ditemukan di beberapa habitat lainnya seperti semak belukar, savana, dan hutan. Mereka memilih wilayah-wilayah semak belukar yang lebat untuk berteduh dan mencari makan. Sedangkan di wilayah savana, waterbuck cenderung menghuni wilayah yang memiliki banyak rerumputan dan kolam air. Di hutan, mereka akan mencari tempat yang dekat dengan sumber air seperti sungai atau danau.

Hewan yang memiliki warna kecoklatan ini juga sangat memilih wilayah yang dekat dengan air, karena mereka termasuk hewan yang sangat membutuhkan air untuk bertahan hidup. Selain itu, di sekitar air, waterbuck juga dapat menemukan berbagai jenis makanan yang dibutuhkan, seperti rumput, daun, dan tunas-tunas tanaman. Oleh karena itu, wilayah yang memiliki banyak sumber air seperti danau, sungai, dan rawa-rawa adalah tempat yang ideal bagi waterbuck untuk tinggal dan mencari makan.

Karakteristik Fisik dan Biologis Kijang Air

Elegant portrayal of the Waterbuck, also known as Kobus ellipsiprymnus.
Courtesy of elelur.com – capturing nature’s beauty.

Kijang Air atau Waterbuck adalah salah satu spesies hewan yang termasuk dalam genus Kobus dalam famili Bovidae. Mereka merupakan hewan terbesar dalam genusnya dan salah satu rusa terbesar di Afrika. Panjang tubuh Waterbuck dapat mencapai 70 hingga 93 inci dan tinggi mencapai 47 hingga 54 inci. Berat jantan sekitar 437 hingga 578 pounds, sedangkan betina memiliki berat sekitar 355 hingga 472 pounds. Salah satu ciri menarik dari Waterbuck adalah rambut panjang dan keriting di sekitar leher serta kemampuan mereka mengeluarkan minyak dari kulitnya.

Waterbuck memiliki spiral tanduk panjang yang melengkung ke belakang dan kemudian ke depan. Namun, pada jenis Defassa Waterbuck, tanduknya lebih panjang dari Waterbuck jenis Ellipsen. Selain itu, Ellipsen Waterbuck juga lebih tinggi dan memiliki cincin putih yang kosong di sekitar pantat, sedangkan Defassa Waterbuck memiliki cincin putih yang solid. Waterbuck pertama kali muncul di Afrika Timur sekitar 20 juta tahun yang lalu dan saat ini mereka dapat ditemui di berbagai belahan Afrika.

Sifat sosial Waterbuck bersifat gregarious, artinya mereka hidup dalam kawanan yang terdiri dari 6 hingga 30 individu. Jumlah dan komposisi dari kawanan tersebut bisa berbeda, mulai dari kawanan betina dan anak-anak, hingga kawanan jantan muda. Sayangnya, Waterbuck rentan terhadap kehilangan habitat akibat sifatnya yang jarang berpindah tempat. Predator alami Waterbuck antara lain singa, cheetah, macan tutul, buaya Nil, anjing liar Afrika, dan hyena. Selain itu, mereka juga terancam oleh perdagangan ilegal, hilangnya habitat, serta tingkat logam beracun yang tinggi dan berbagai penyakit.

Waterbuck umumnya berkembang biak sepanjang tahun di daerah tropis, namun di daerah lain mereka berkembang biak secara musiman. Mereka menggunakan berbagai jenis suara dan sinyal ekor untuk berkomunikasi, terutama saat berinteraksi dengan anak-anak mereka. Kehamilan pada betina Waterbuck berlangsung selama 7 hingga 8 bulan dan melahirkan satu anak. Anak Waterbuck akan tetap bersama ibunya selama 8 bulan pertama dalam hidupnya. Jantan mencapai kematangan seksual pada usia 6 tahun dan mulai menunjukkan perilaku territorial yang lebih kuat pada usia 6 hingga 9 tahun. Sedangkan betina bisa matang secara seksual pada usia 2 hingga 3 tahun. Waterbuck dapat hidup hingga 18 tahun di alam liar dan hampir 30 tahun di penangkaran. Populasi Waterbuck liar saat ini diperkirakan sekitar 200.000 individu, namun populasi Defassa Waterbuck mengalami penurunan yang mengkhawatirkan, dengan hanya 60% yang hidup di kawasan yang dilindungi.

Satwa Terkait
Water Buffalo

Gnu

Wildebeest
Antelope