Kutu Merah

Nama Umum: Red Aphids

Nama Ilmiah: Uroleucon

Pernah dengar tentang Red Aphids, yang juga disebut Kutu Merah atau Uroleucon? Artikel ini akan bantu kamu mengenal mereka lebih dekat. Ayo, temukan lebih lanjut dengan membaca artikel ini!

Ekosistem, Habitat, dan Makanan Kutu Merah

The Red Aphids in its natural beauty, locally called Kutu Merah.
Wildlife through the lens of www.pikiran-rakyat.com.

Kutu Merah atau Red Aphids adalah serangga kecil yang termasuk dalam keluarga Aphididae. Sesuai dengan namanya, kutu ini berwarna merah dan sering ditemukan di daun-daun tanaman. Seperti semua serangga kutu, Kutu Merah menghisap getah tumbuhan sebagai sumber makanannya.

Kutu Merah biasanya hidup dan berkembang biak di atas daun tanaman yang menjadi inangnya. Beberapa tanaman yang dijadikan tempat tinggal oleh kutu ini antara lain tanaman kacang-kacangan, pohon apel, stroberi, dan tanaman semak lainnya. Kutu Merah tidak hanya menyerang satu jenis tanaman saja, namun dapat menyerang berbagai jenis tanaman yang tersedia di sekitarnya.

Habitat dan makanan yang menjadi keunikan Kutu Merah adalah karena serangga ini hanya hidup di atas daun tanaman. Mereka tidak bisa hidup di tanah atau di tempat lainnya. Karena menghisap getah tumbuhan sebagai sumber makanannya, kutu ini memiliki rongga mulut dengan ukuran yang sangat kecil dan panjang sehingga memudahkan mereka untuk menembus jaringan tumbuhan dan menghisap sari tanaman dengan efektif. Selain itu, kutu merah juga menghasilkan cairan manis yang disebut madu embun yang digunakan sebagai sumber makanan oleh semut dan serangga lainnya.

Karakteristik Fisik dan Biologis Red Aphids

Image of the Red Aphids (Uroleucon), popular in Indonesia as Kutu Merah.
A snapshot of nature’s art, courtesy of www.flickr.com.

Kutu merah atau Red Aphids merupakan serangga kecil yang berukuran sangat kecil dan berbentuk lunak. Serangga ini memiliki sepasang antena dan mata majemuk. Dengan tubuh yang berbentuk mirip dengan buah pir, ukuran kutu merah berkisar antara satu per delapan hingga satu per enam inci. Meskipun sebagian besar kutu merah memiliki ukuran yang hampir sama, namun terdapat beberapa spesies yang memiliki ukuran yang lebih besar atau lebih kecil.

Salah satu ciri khas dari kutu merah adalah adanya tabung di bagian perutnya yang disebut sebagai kornikel. Tabung ini berfungsi untuk mengeluarkan cairan kornikel wax saat serangga ini merasa terancam. Cairan tersebut berperan sebagai pelindung yang dapat membuat predator merasa terganggu dan akhirnya melepaskan serangga tersebut. Hal ini membantu kutu merah untuk bertahan hidup meskipun mereka tidak memiliki kemampuan untuk melarikan diri secara fisik.

Selain itu, kutu merah juga berwarna merah yang mencolok dan mengkilap, tidak seperti serangga lain yang cenderung memiliki warna yang lebih gelap atau coklat. Warna cerah ini membuat mereka mudah dibedakan dan terlihat menarik. Namun, warna tersebut juga menjadi petunjuk bagi predator untuk menemukan dan memangsa kutu merah. Oleh karena itu, serangga ini cenderung hidup dalam kelompok atau koloni untuk meningkatkan peluang untuk bertahan hidup. Itulah beberapa karakteristik fisik dan biologis dari kutu merah atau Red Aphids yang membuat mereka berbeda dan unik.

Bagaimana Kutu Merah Berperilaku?

Graceful Red Aphids, a creature with the scientific name Uroleucon.
Captivating wildlife imagery by influentialpoints.com.

Kutu merah atau lebih dikenal sebagai Red Aphids merupakan serangga yang tidak kuat terbang dan kehilangan sayapnya setelah beberapa hari. Mereka memiliki masa hidup yang relatif singkat, hanya sekitar 20-40 hari saja. Namun, beberapa jenis kutu merah akan menghasilkan keturunan dengan sayap saat tanaman tempat tinggal mereka menjadi terlalu ramai atau tidak lagi layak huni, yang kemudian mencari tanaman inang baru.

Selain itu, karakteristik perilaku unik kutu merah adalah kemampuannya dalam memilih tanaman yang akan diinjaknya. Saat mencari tanaman rumah baru, kutu merah akan mengarahkan diri ke tanaman yang membuka pintu bagi mereka. Hal ini sering dilakukan ketika populasi kutu merah meningkat dan rumah lamanya tidak cukup untuk menampung semuanya. Mereka juga terkadang menunjukkan preferensi tertentu terhadap jenis tanaman tertentu.

Jika terdapat kurangnya tanaman yang cocok sebagai tempat tinggal, beberapa spesies kutu merah memiliki kemampuan untuk melakukan migrasi jarak jauh mencari tempat yang lebih sesuai. Ini biasanya terjadi saat musim panas, ketika suhu dan makanan menjadi lebih menyenangkan bagi kutu merah. Namun, ketika musim dingin tiba, mereka akan mencari tempat perlindungan yang lebih baik dan menghabiskan musim dingin sebagai telur yang menetas di musim semi berikutnya. Dengan karakteristik perilaku seperti ini, Red Aphids menunjukkan untuk terus bertahan hidup dan berkembang biak, meskipun dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah.

Hubungan Red Aphids dengan Hewan Lain

Exquisite image of Red Aphids, in Indonesia known as Kutu Merah.
A testament to nature’s beauty, by bugguide.net.

Kutu Merah, atau biasa disebut Aphids, dikenal sebagai serangga yang memproduksi cairan manis yang disebut dengan madu. Cairan madu yang dihasilkan oleh Kutu Merah sangat disukai oleh semut. Semut- semut ini cenderung menggembalakan dan ‘memerah’ Kutu Merah untuk memperoleh madu sebagai imbalan dari tugas mereka yang merupakan menjaga dan membimbing Kutu Merah menuju tanaman inang yang baru.

Interaksi antara Kutu Merah dan semut ini dapat dikatakan sebagai hubungan yang saling menguntungkan. Kutu Merah akan mendapatkan perlindungan dari serangan predator, seperti burung dan laba-laba, karena semut akan menjaga dan membimbing Kutu Merah ke tempat yang aman. Di sisi lain, semut akan mendapatkan pasokan madu yang melimpah dari Kutu Merah yang dihasilkan dari cairan yang disebut oleh Kutu Merah sebagai madu. Dengan demikian, kedua makhluk ini membentuk sebuah siklus yang saling melengkapi satu sama lain.

Namun, tidak semua jenis semut menyukai madu yang dihasilkan oleh Kutu Merah. Ada beberapa jenis semut yang hanya memperoleh madu dari Kutu Merah dan tidak memilikimenyemai madu sendiri. Hal ini membuat semut tersebut bergantung pada Kutu Merah. Interaksi antara Kutu Merah dan semut ini tidak lah begitu sederhana seperti yang kita bayangkan, mereka saling bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup dan berkembang biak.

Keunikan Lain dari Kutu Merah

Portrait of a Red Aphids, a creature known scientifically as Uroleucon.
The art of the wild, captured exquisitely by redsgoodvsevilcowbarn.blogspot.com.

Kutu merah atau dikenal juga dengan nama Aphids merupakan serangga yang dikenal sebagai “sapi semut” karena semut memeliharanya dalam kelompok besar untuk mendapatkan madu manis yang dikeluarkan melalui anus mereka. Kelompok semut ini memang sangat bergantung pada kutu merah karena madu manis yang dihasilkan oleh kutu merah merupakan makanan utama mereka.

Selain dikenal sebagai “sapi semut”, karakteristik lain dari kutu merah adalah kemampuannya untuk berkembang biak secara pesat. Seekor kutu merah betina dapat menghasilkan hingga 80 anak dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini membuat populasi kutu merah tumbuh dengan sangat cepat dan dapat merusak tanaman yang diinvasi oleh mereka dengan cepat pula.

Salah satu ciri khas dari kutu merah adalah warnanya yang merah cerah dan tubuhnya yang kecil dan bulat. Namun, meskipun ukurannya kecil, kutu merah dapat sangat merusak tanaman. Mereka menyerap nutrisi dari daun dan batang tanaman, sehingga tanaman tersebut menjadi lemah dan mati. Oleh karena itu, walaupun terlihat tidak berbahaya, kutu merah ternyata dapat menjadi hama yang mengancam keberlangsungan pertanian.

Satwa Terkait
Green Aphids