Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi kehidupan Cricket, dikenal sebagai Belalang dan Acheta domesticus. Kami akan membahas setiap aspek dari kehidupan mereka. Lanjutkan membaca untuk pengetahuan yang lebih lengkap.
Karakteristik Fisik dan Biologis Belalang
Cricket atau belalang merupakan serangga yang termasuk dalam kelas Insecta, ordo Orthoptera, subordo Ensifera, infraordo Gryllidea, dan superfamili Grylloidea. Serangga ini dikenal dengan ciri-ciri tubuhnya yang terdiri dari enam kaki yang sangat panjang (masing-masing kaki memiliki tiga sendi), dua antena yang panjang yang menonjol dari kepalanya, dan dua appendages yang disebut dengan cerci yang terletak di bagian belakang perutnya.
Salah satu karakteristik fisik yang paling mencolok dari belalang adalah ukuran tubuhnya yang besar dan berbentuk silinder. Rata-rata panjang belalang mencapai satu hingga dua inci. Selain itu, belalang juga memiliki sepasang kaki yang sangat panjang yang digunakan untuk melompat. Kaki terakhir dalam sepasang ini khususnya sangat panjang untuk membantu belalang melakukan lompatan yang jauh.
Sebagian besar spesies belalang memiliki kemampuan terbang, meskipun ada beberapa jenis yang tidak mampu terbang sama sekali. Sayap belalang umumnya telah beradaptasi untuk membuatnya lebih mudah dikenali oleh pasangan saat mencari jodoh. Mayoritas spesies belalang memiliki warna coklat dan hitam, namun ada juga yang memiliki tubuh yang ditutupi dengan warna hijau dan merah. Hasil yang sangat berbeda mempengaruhi penampilan dan sejak dari spesies yang satu ke spesies lainnya. Selain itu, karakteristik fisik yang paling mencolok dari belalang adalah kaki panjangnya yang memiliki tiga sendi yang membuatnya sangat lincah dan cepat.
Bagaimana Cricket Berperilaku?
Belalang atau cricket dikenal sebagai serangga dengan suara yang khas dan mengisi udara malam di musim semi dan musim panas. Untuk sebagian orang, suara jangkrik dapat menenangkan, tetapi bagi yang lain mungkin terasa mengganggu. Suara yang dihasilkan oleh belalang jantan bertujuan untuk menarik perhatian betina atau menolak saingan jantan.
Belalang jantan menghasilkan suara dengan cara menggosokkan sayapnya satu sama lain (sedangkan belalang kaki lumpuh menggosokkan kaki mereka). Frekuensi suara yang dihasilkan dapat bervariasi antara 1.500 hingga 10.000 detak per detik, tergantung pada berapa banyak gigi yang digosokkan. Hal ini membuat suara jangkrik menjadi unik dan dapat diidentifikasi oleh setiap individu.
Belalang dianggap sebagai tanda keberuntungan dan kekayaan dalam banyak budaya. Di China, ada tradisi pertempuran jangkrik yang sudah ada sejak lebih dari seribu tahun yang lalu. Jangkrik jantan dan betina memiliki organ pendengaran khusus pada kaki depan mereka yang memungkinkan mereka untuk mendengar suara saat kembang api.
Selain itu, betina jangkrik juga memasuki ovipositor mereka melalui organ yang disebut spermatophore, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma. Telur kemudian ditetaskan musim semi dan nimfa bertumbuh setelah melalui enam hingga dua belas kali pergantian kulit. Hasilnya, belalang dewasa dapat dilihat dengan ukuran tubuh yang lebih besar dari sebelumnya.
Dari sisi kerusakan, belalang tidak mempresentasikan ancaman langsung bagi manusia, namun menggali tanah oleh belalang dapat menyebabkan sedikit kerusakan pada halaman dan kebun. Selain itu, mereka juga dapat mencari tempat berlindung di rumah dan bangunan ketika suhu turun di luar ruangan. Untuk mencegah infeksi, kita dapat mengaplikasikan insektisida sesuai petunjuk pada kemasan. Kombinasi air dan sabun piring yang diterapkan pada tanah juga dapat menyebabkan belalang yang tersembunyi di bawah tanah untuk muncul ke permukaan. Menjaga rumput tetap rapi, membersihkan saluran air dari air yang dipijat, membawa semua sampah yang tidak berfungsi, dan memperbaiki lubang apa pun di rumah dapat membantu mencegah infeksi belalang.