Dalam tinjauan ini, kami fokus pada Cicada, atau Belalang Sembah, yang secara ilmiah disebut Cicadidae. Kami akan mengeksplorasi aspek-aspek ekologis dan biologisnya secara detail. Dapatkan analisis komplet dengan membaca artikel kami.
Ekosistem, Habitat, dan Makanan Belalang Sembah
Cicada atau belalang sembah adalah serangga yang dikenal dengan suaranya yang khas dan kerap terdengar di musim panas. Namanya berasal dari bahasa Latin, yaitu Cicado yang artinya adalah “belalang”. Namun, Cicada bukanlah belalang biasa karena mereka termasuk ke dalam famili yang berbeda.
Cicada dapat ditemukan di berbagai jenis habitat, terutama di hutan berdaun gugur. Mereka lebih memilih hutan dengan pepohonan rindang dan banyak daun yang berguguran di musim gugur. Kondisi seperti ini membuat Cicada dapat bersembunyi dengan baik dan memanfaatkan daun-daun tersebut sebagai tempat bertelur dan berkembang biak. Selain itu, di hutan berdaun gugur, mekanisme suara yang dimiliki oleh Cicada juga terdengar lebih jelas dan nyaring karena kepadatan pepohonan yang menghalau angin.
Selain sebagai tempat tinggal yang ideal, hutan berdaun gugur juga menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi Cicada. Mereka memakan getah pohon dan cairan yang terdapat pada tanaman, seperti nektar, getah kayu, dan cairan tumbuhan lainnya. Siklus hidup Cicada juga berhubungan dengan musim gugur dan hutan berdaun gugur. Mereka akan bertelur di akar tanaman dan setelah beberapa tahun berkembang biak, mereka akan keluar sebagai serangga dewasa di musim gugur berikutnya. Dengan demikian, Cicada merupakan bagian yang penting dalam ekosistem hutan berdaun gugur karena menyediakan makanan bagi makhluk hidup lainnya.
Karakteristik Fisik dan Biologis Belalang Sembah
Cicada, atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama Belalang Sembah, merupakan serangga kecil dengan panjang tubuh sekitar 0,9 hingga 1,3 inci. Ukurannya yang kecil membuatnya mudah untuk tersembunyi di dedaunan atau ranting pohon. Meskipun ukurannya kecil, namun cicada memiliki karakteristik fisik yang unik dan menarik untuk diperhatikan.
Salah satu ciri khas dari cicada adalah warna hitam pada bagian tengah tubuhnya. Warna ini memberikan kontras yang menarik pada warna tubuhnya yang umumnya hijau. Selain itu, abdomen cicada juga memiliki variasi warna yang menarik, seperti oranye, hitam, atau belang-belang oranye hitam. Variasi warna ini juga berfungsi sebagai camoflase untuk melindungi serangga ini dari predator yang mengintai.
Selain warna tubuh yang menarik, cicada juga memiliki mata merah mencolok yang menjadi pembeda dari serangga kebanyakan. Mata merah ini juga berperan dalam mendeteksi ancaman dari predator. Jika ada predator di sekitarnya, cicada dapat menurunkan volume suaranya atau bahkan mematikan suaranya sama sekali untuk menghindari terdeteksinya keberadaannya. Hal ini membuktikan bahwa cicada adalah serangga yang cerdas dalam bertahan hidup di alam liar.
Bagaimana Cicada Berperilaku?
Cicada atau dalam bahasa Indonesia disebut Belalang Sembah adalah serangga yang dikenal dengan fisik yang unik dan siklus hidup yang menarik. Salah satu ciri khas dari Cicada adalah perilaku mereka yang suka mengganti kulit lama. Seperti halnya serangga lainnya, Cicada juga mengalami fase pertumbuhan dan untuk melalui fase tersebut, mereka perlu melepaskan kulit lama mereka, yang seringkali ditemukan tergantung di dinding atau batang pohon.
Meskipun Cicada dapat ditemukan di seluruh dunia, namun mereka cenderung lebih banyak dijumpai di daerah yang memiliki cuaca yang hangat dan lembab, seperti di daerah tropis. Hal ini dikarenakan Cicada membutuhkan kondisi yang ideal untuk hidup dan berkembang biak. Saat mencapai usia dewasa, mereka biasanya akan berkumpul dan membentuk kelompok besar untuk melakukan proses berkembang biak. Ini adalah salah satu perilaku yang dianggap menarik dan unik dari Cicada.
Kelompok Cicada yang terbentuk saat dewasa akan berada di sekitar lokasi pohon atau tumbuhan yang subur. Ini adalah untuk memastikan bahwa telur yang mereka hasilkan akan memiliki tempat yang baik untuk tumbuh menjadi larva. Pada saat telur menetas, larva akan segera mulai mencari tempat untuk hidup, biasanya berada di bawah tanah. Setelah beberapa waktu, larva ini akan keluar dari tanah dan mulai mencapai fase dewasa. Siklus ini akan terus berlanjut dan berkembang biak secara massal sampai tiba saatnya untuk kembali mengganti kulit lama mereka. Inilah siklus yang terus berlangsung bagi Cicada, serangga yang menarik dan unik dengan perilaku yang menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Hubungan Cicada dengan Hewan Lain
Cicada, atau dikenal juga dengan nama Belalang Sembah, adalah serangga yang memiliki kemampuan unik untuk menghindari predator. Salah satu cara yang dilakukan oleh Cicada untuk menghindari predator adalah dengan meniru serangga lain yang beracun, seperti tawon. Dengan meniru bentuk dan warna serangga beracun, Cicada membuat predator seperti burung dan kadal bingung dan tidak berani mendekat.
Kemampuan meniru serangga beracun seperti tawon ini membuat Cicada menjadi serangga yang cukup sulit untuk dikenali. Terlebih lagi, Cicada juga memiliki suara yang sangat khas yang membuatnya semakin sulit untuk dideteksi oleh predator. Suara yang dihasilkan oleh Cicada bisa mencapai 120 decibel, sehingga serangga ini sering disebut sebagai “kicauan hutan”. Hal ini membuat burung dan predator lainnya dapat terpengaruh oleh suara tersebut dan menganggap Cicada seolah-olah merupakan serangga beracun yang harus dihindari.
Karakteristik interaksi Cicada dengan predator memang sangat menarik untuk diketahui. Dengan mengandalkan kemampuan meniru dan suara yang khas, Cicada dapat bertahan dari serangan predator dan tetap hidup dalam lingkungan yang penuh dengan ancaman. Hal ini menunjukkan betapa luar biasanya kekuatan alam dan evolusi yang dimiliki oleh serangga ini. Tidak heran, Cicada sering dijadikan sumber inspirasi bagi manusia dalam menciptakan benda-benda yang memiliki kekuatan luar biasa.
Keunikan Lain dari Belalang Sembah
Cicada atau belalang sembah memang menjadi salah satu serangga yang cukup unik dengan karakteristiknya yang mencolok. Meskipun demikian, cicada sebenarnya dianggap tidak berbahaya bagi manusia. Mereka tidak memiliki sengat seperti semut, lebah, atau tawon, sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan disengat saat berada di sekitar kita. Selain itu, cicada juga tidak dikenal sebagai penular penyakit, sehingga tidak perlu khawatir akan mendapatkan penyakit dari serangga ini.
Selain tidak memiliki sengat dan tidak menularkan penyakit, cicada juga memiliki karakteristik lainnya yang menarik. Salah satu yang paling mencolok adalah suaranya yang sangat khas dan bisa dikatakan sangat bising. Terdapat lebih dari 2.500 jenis cicada yang terdapat di seluruh dunia, dan masing-masing memiliki suara yang berbeda. Namun, suara cicada ini sebenarnya bukan untuk mengacaukan kita, melainkan untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Jadi, meskipun terdengar sangat bising, namun suara cicada ini tidak berbahaya bagi manusia.
Tidak hanya memiliki suara yang khas, cicada juga memiliki siklus hidup yang unik. Salah satu yang paling menarik adalah cicada hanya muncul setiap 13 atau 17 tahun sekali. Hal ini disebabkan oleh siklus hidup mereka yang terbagi menjadi 4 tahap, yaitu telur, larva, nimfa, dan imago. Setelah 13 atau 17 tahun berada di dalam tanah, cicada akan muncul sebagai imago, seringkali dalam jumlah yang cukup besar. Meskipun terkadang terlihat menyeramkan karena jumlahnya yang banyak, namun cicada ini tidak berbahaya dan lebih banyak fokus pada perkembangbiakannya.