Temui Chiton, juga dikenal sebagai Kepik dan Chiton tuberculatus. Artikel ini mendeskripsikan keunikan mereka. Ikuti pembahasan lengkapnya dengan membaca artikel ini.
Ekosistem, Habitat, dan Makanan Chiton
Chiton atau kepik adalah makhluk laut yang hidup di zona pasang surut. Zona ini terletak di antara garis pasang dan garis surut air laut. Di sini, chitons dapat ditemukan di tempat yang tergenang air saat air laut sedang naik maupun saat air sedang surut. Oleh karena itu, chitons sering kali dianggap sebagai mahluk yang kuat karena dapat bertahan hidup di dua kondisi yang berbeda.
Selain itu, chitons juga memiliki karakteristik habitat makanan yang unik. Mereka cenderung memakan berbagai jenis alga, bakteri, dan detritus yang terdapat pada permukaan batuan karang. Aktivitas makan chitons ini berlangsung saat air sedang naik di zona pasang surut. Mereka memakan makanan tersebut dengan menggunakan lidah bergerigi yang ada di mulut mereka. Kemampuan ini sangat berguna untuk menghancurkan makanan yang keras dan mengkonsumsinya dengan lebih efisien.
Chitons hidup dalam kelompok yang disebut sebagai “koloni” yang terdiri dari berbagai spesies yang berbeda. Mereka sering berada bersama di permukaan batuan karang yang rata. Hal ini memudahkan mereka untuk mencari makanan dan menghindari bahaya. Selain itu, hidup dalam koloni juga memudahkan proses reproduksi chitons karena mereka dapat melakukan penyerbukan silang antara spesies yang berbeda. Dengan demikian, chitons dapat berkembang biak dengan lebih banyak dan mempertahankan keberlangsungan spesies mereka di zona pasang surut yang beragam dan menantang.
Karakteristik Fisik dan Biologis Kepik
Chiton atau yang dalam bahasa Indonesia berarti Kepik, adalah sejenis moluska dengan cangkang berlapis delapan yang terbuat dari kalsium karbonat. Cangkang ini menempel pada tubuhnya dan membentuk seperti jenggeran di sepanjang bagian punggungnya. Kepik juga memiliki ukuran yang bervariasi, ada yang hanya sepanjang beberapa milimeter hingga yang memiliki ukuran hingga 33 cm.
Salah satu karakteristik unik dari Chiton adalah adanya delapan lempeng cangkang yang tumpang tindih. Lempengan ini memberikan perlindungan bagi tubuh Kepik dari berbagai ancaman yang mungkin datang. Lempengan ini juga memungkinkan Chiton untuk bergerak dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu, lempengan juga dapat membantu menjaga kelembaban tubuh Kepik sehingga ia dapat bertahan di luar air untuk jangka waktu yang cukup lama.
Selain cangkang, Kepik juga memiliki mantel yang melindungi tubuhnya bagian belakang. Mantel ini terdiri dari lapisan tipis yang menutupi cangkang dan bagian tubuh yang lain. Mantel ini diselubungi oleh rok atau sabuk yang terbuat dari protein. Fungsi utama dari mantel ini adalah sebagai perlindungan, tetapi juga berperan dalam proses pernafasan dan pencernaan. Rok atau sabuk ini memiliki warna yang bervariasi antara satu spesies dengan spesies lainnya, dan seringkali digunakan untuk membedakan satu spesies dengan spesies yang lain.
Bagaimana Chiton Berperilaku?
Chiton atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama kepik adalah hewan laut yang memiliki sifat nokturnal. Ini berarti bahwa chiton lebih aktif pada malam hari dibandingkan dengan siang hari. Pada siang hari, mereka cenderung bersembunyi di balik batu atau batang karang untuk menghindari keberadaan predator dan hanya keluar pada malam hari untuk mencari makanan.
Salah satu perilaku khas chiton adalah suka bersembunyi di balik batu pada siang hari. Hal ini dikarenakan chiton memiliki tubuh yang mudah terluka dan rentan terhadap predator. Dengan bersembunyi di balik batu, chiton dapat meminimalkan risiko terkena serangan predator. Selain itu, chiton juga memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dengan cara menutupi tubuhnya menggunakan kapurit atau 8 lempengan cangkang yang kuat dan tajam.
Meskipun jarang terlihat pada siang hari, chiton tetap membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, mereka memilih untuk makan pada malam hari. Chiton merupakan hewan herbivora yang memakan alga di permukaan batu atau batang karang. Dengan tubuh yang dilindungi oleh 8 lempengan cangkang yang kuat dan tajam, chiton dapat dengan mudah menggeret dirinya di permukaan batu untuk mengkonsumsi alga. Ini juga merupakan cara yang aman bagi chiton untuk mencari makan tanpa harus berpindah ke tempat terbuka yang berbahaya.
Hubungan Kepik dengan Hewan Lain
Kepik atau chiton merupakan hewan laut yang memiliki banyak predator. Hal ini disebabkan karena tubuh mereka yang terbuka dan tidak memiliki cangkang yang kuat untuk melindungi diri dari serangan predator. Bintang laut, kepiting, burung, ikan, hingga moluska lainnya adalah beberapa di antara predator yang seringkali memangsa chiton saat mereka sedang terpapar di permukaan laut.
Salah satu predator utama chiton adalah burung oystercatcher. Burung ini dikenal sangat lihai dalam mencari dan menangkap chiton yang bersembunyi di batu-batu atau di antara terumbu karang. Oystercatcher memanfaatkan paruhnya yang keras untuk membuka tubuh chiton yang rapuh dan memangsa isinya. Mereka terkenal cukup terampil dalam mencari dan memakan chiton sehingga sering disebut sebagai predator utama chiton.
Namun, chiton juga memiliki beberapa strategi untuk menghindari predatornya. Salah satunya adalah dengan menutupi tubuhnya dengan cangkang yang ditutupi oleh keratin yang cukup kuat. Hal ini membuat tubuh chiton lebih sulit untuk dipecahkan oleh predator mereka. Selain itu, chiton juga biasanya menghindari area yang rawan akan serbuan predator seperti di dalam goa atau di antara batu-batu. Meskipun demikian, predator-predator seperti oystercatcher masih tetap menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup chiton di lingkungan laut.